Pengertian Pengorganisasian dan Prosedur Pengorganisasian
Memahami Pengorganisasian dalam Manajemen
Pengorganisasian (organizing) adalah fungsi kedua dari manajemen
setelah fungsi perencanaan, fungsi ini menjembatani kegiatan perencanaan dengan
pelaksanaannya. Suatu perencanaan yang telah tersusun secara matang dan
ditetapkan berdasarkan perhitungan-perhitungan tertentu, tentunya tidak dengan
sendirinya mendekatkan organisasi pada tujuan yang hendak dicapainya, ia
memerlukan pengoganisasian yang tidak saja menyangkut wadah dimana
kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan, namun juga aturan main yang harus ditaati
oleh pelaku dalam organisasi.
1. Pengertian Pengorganisasian
Ulbert Silalahi mengutip dari Terry, mendefinisikan pengorganisasian
sebagai pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota
kelompok, penentuan hubungan-hubungan pekerjaan diantara mereka dan pemberian
lingkungan pekerjaan yang sepatutnya (Ulbert Silalahi, 2002: 135)
Menurut Robbins, kegiatan yang dilakukan dalam pengorganisasian meliputi
(1) menetapkan tugas yang harus dilakukan; (2) siapa yang mengerjakan; (3)
bagaimana tugas itu dikelompokkan; (4) siapa yang melapor; (5) di mana
keputusan itu harus diambil (Robbins, 2003: 5). Pengorganisasian yang baik
memungkinkan semua bagian dapat bekerja dalam keselarasan, dan akan menjadi
bagian dalam keseluruhan yang tak terpisahkan.
Pengorganisasian sangat penting dalam manajemen karena membuat posisi
orang jelas dalam struktur dan pekerjaannya, ini dilakukan melalui pemilihan,
pengalokasian dan pendistribusian kerja yang professional, sehingga organisasi
dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Dalam proses pengorganisasian, seorang manajer harus jelas memiliki
kemampuan memahami sifat pekerjaan (job specification) dan kualifikasi
orang yang harus mengisi jabatan. Dengan demikian kemampuan menyusun personalia
adalah menjadi bagian pengorganisasian.
2. Prosedur Pengorganisasian
Ada beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pengorganisasian, yaitu:
1) Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi.
2) Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang
secara logik dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya
tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan,atau terlalu ringan
sehingga ada waktu mengganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak
perlu.
3) Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk menkoordinasikan
pekerjaan pra anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisai menjadi
perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efisienan dan
konflik-konflik yang merusak.
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu
organisasi dapat mencapai tujuananya. Proses ini akan tercermin pada struktur
organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi yang mencakup :
1) Pembagian kerja
2) Departementalisasi(atau sering disebut dengan istilah
departementasi)
3) Bagan organisai formal
4) Rantai perintah dan kesatuan perintah
5) Tingkat-tingkat hirarki manajemen
6) Saluran komunikasi
7) Pengguna komite
8) Rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang dapat
dihindarkan.
Bahan Bacaan
Stephen P. Robbins, Prilaku Organisasi, Jilid I Terj. Tim Indek
(Jakarta: PT Indek Gramedia, 2003)
Ulbert Silalahi, Studi tentang Ilmu Administrasi: Konsep, Teori, dan
Dimensi (Bandung: Sinar Baru, 2002),
Komentar
Posting Komentar